Sabtu, 22 Februari 2014
my skripsi
JUDUL PROPOSAL
RESPON SISWA TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE
ORGANIZER HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan
sangat penting dalam kehidupan manusia, sehingga pendidikan harus dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya yang pada akhirnya diperoleh hasil yang diharapkan.
Pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia tercantum dalam QS. Al-Mujadillah
ayat 11 yang artinya : “niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadillah : 11).
Pendidikan
pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya
manusia peserta didik dengan cara mendorng dan memfasilitasi kegiatan belajar
mereka. (Syah, 2006:1) Untuk membina potensi pada setiap manusia diperlukan
adanya kegiatan pembelajaran yang dapat menjawab atau menjelaskan permasalahan
yang akan dihadapinya.
Didalam
proses pendidikan terjadi proses belajar mengajar. Belajar sebagai suatu proses
usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil
pengalamannnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Sutikno, 2008:
3-4). Sedangkan mengajar yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi dalam Anshori (204:1)
adalah aktifitas guru dalam
mengorganisasikan lingkungan dan mendekatkan kepada anak didik sehingga terjadi
proses belajar.
Menurut
E Mulyasa guru harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan
belajar bagi seluruh peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya secara
optmal. (E Mulyasa 2008:36). Maka
hendaklah pada proses belajar mengajar
guru sebagai seorang pengajar harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup untuk menciptakan inovasi-inovasi pembelajaran.
Saat ini kedudukan dan fungsi guru dalam kegiatan
pembelajaran cenderung masih mendominasi. Aktifitas guru jauh lebih besar
dibandingkan dengan sktifitas siswa. Selain itu proses komunikasi cenderung
masih satu arah dan proses pembelajaran dilakukan hanya berupa ceramah, tanya
jawab dan pemberian tugas saja.
Biologi merupakan salah satu mata
pelajaran yang kompleks karena di dalamnya terdapat berbagai materi yang
dijelaskan dengan konsep-konsep yang saling berkaitan dan terintegrasi sehingga
kita tidak dapat hanya menguasai satu konsep tanpa memahami konsep yang lain.
Salah satu tujuan pembelajaran biologi di SMA adalah agar siswa memahami konsep-konsep biologi dan saling
keterkaitannya. Berdasarkan
survey, pelajaran
biologi merapakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit
dan kurang direspon oleh kebanyakan siswa. Selain itu, kurang menariknya penyampaian materi oleh guru
terhadap siswa menjadikan faktor pelengkap kurang diresponnya
biologi oleh sebagian siswa
di sekolah. Masalah pembelajaran adalah masalah yang selalu aktual dan
dihadapi oleh setiap orang (Slameto, 2010).
Peranan respon serta percaya diri sangat
mempengaruhi dalam belajar. Banyak anak mengalami penurunan hasil belajar atau
nilai disebabkan oleh tidak adanya respon siswa dalam melaksanakan proses
belajar. Fungsi respon yang seharusnya dijadikan pendorong, penggerak, dan
pengarah perbuatan belajar tidak diperankan dengan baik. Terganggunya proses
belajar mengisyaratkan bahwa peserta didiknya mengalami kesulitan belajar yang
mengakibatkan hasil belajarnya pun cenderung menurun. Kurangnya respon belajar
ini seharusnya sebagai seorang guru harus bisa mengidentifikasinya supaya tidak
berpengaruh pada penurunan hasil belajar siswa, terutama dalam penggunaan model
pembelajaran itu sendiri (Isjoni, 2009: 49)
Salah satu faktor yang menghambat respon
siswa ini diantaranya yaitu kurangnya kemampuan guru dalam usaha menganalisis
situasi belajar siswa, disebabkan kesulitan dan kurangnya penggunaan model
pembelajaran dalam proses pembelajaran (slameto, 2003). Hal tersebut sering
terjadi di sekolah pada berbagai mata pelajaran tak terkecuali pada mata
pelajaran biologi di salah satu MA di Bandung yang akan dijadikan objek
penelitian, maka dengan demikian perlu diadakan penelitian terkait masalah
tersebut diatas.
Beberapa fenomena pembelajaran mata pelajaran
biologi lebih dikembangkan dengan menggunakan metode ceramah khususnya pada
materi ekosistem mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa di sekolah, oleh
karena itu perlu dikembangkan model pembelajaran yang dapat menarik perhatian
siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Pembelajaran dengan model informasi
processing, yang penekanannya pada berpikir produktif dan kreatif dengan menggunakan
keterampilan intelektual umum yang berasal dari pengetahuan. Adapun tipe model
informasi processing yang akan diterapkan ini salah adalah model pembelajaran Advance
Organizer.
Salah satu model pembelajaran yang dinilai
dapat meningkatkan respon belajar dan hasil belajar siswa adalah model
pembelajaran informasi processing.pembelajaran informasi processing adalah
pembelajaran yang penekanannya pada berpikir produktif dan kreatif dengan
menggunakan keterampilan intelektual umum yang semuanya berasal dari
pengetahuan. Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam
berbagai mata pelajaran dan berbagai usia (Nani Nurhasanah, 2012).
Pada penelitian sebelumnya dijelaskan bahwa
dengan pembelajaran informasi processing tipe Advance Organizer sangat
berpengaruh pada peningkatan respon siswa dalam belajar. Secara umum
hasil-hasil penelitian ini dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam
memperkuat proses sains dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman pembelajaran individual
atau kompetitif (Rifki : 2007 : 1).
Model pembelajaran Advance Organizer
merupakan suatu model pembelajaran yang dimulai dengan mengarahkan para siswa
ke materi yang akan mereka pelajari dan mendorong mereka untuk mengingat
kembali informasi yang berhubungan yang digunakan dalam membantu menanamkan
pengetahuan baru. Dalam istilah Indonesia, Advance Organizer diartikan
dengan bermacam-macam makna, diantaranya sebagai pengaturan awal, pemandu awal,
dan pembangkit motivasi.
Model pembelajaran Advance Organizer sendiri
dipelajari dan dikembangkan oleh David Ausubel pada tahun 1963. Menurut
Ausubel, Advance Organizer bertujuan untuk memperkuat susunan kognitif
siswa atau pengetahuan mereka tentang pelajaran tertentu dan bagaimana
mengelola, memperjelas, dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik (Joyce,
Weil & Calhoun : 281). Dengan kata lain, struktur kognitif siswa harus
sesuai dengan jenis pengetahuan dalam bidang apa yang ada dalam pikiran kita,
sebera banyak pengetahuan tersebut, dan bagaimana pengetahuan ini dikelola.
Model ini telah digunakan di hampir semua pelajaran dan pada siswa-siswa
seluruh tingkatan umur. Model ini pula dapat dengan mudah dikombinasikan dengan
model lain, misalnya ketika presentasi digabungkan dengan kegiatan induktif.
Advance Organizer mengarahkan perhatian siswa kepada sesuatu
yang penting dalam materi yang akan datang; menyoroti hubungan-hubungan antar
gagasan yang akan disajikan; dan mengingatkan siswa akan informasi yang relevan
yang telah siswa miliki. Advance Organizer membantu menghimpun materi
baru dengan menjabarkan, menyusun gagasan utama materi baru berdasarkan pada
apa yang telah diketahui siswa.
Dalam menghubungkan apa yang telah diketahui
siswa dengan informasi baru yang akan disajikan dalam pelajaran, penggunaan Advance
Organizer harus menggunakan istilah dan konsep yang dikenal siswa, hal ini
dapat membantu dalam proses-proses mentransformasi pengetahuan secara kreatif
dan menerapkannya dalam situasi baru. Proses ini membantu memasukkan informasi
baru kedalam ingatan jangka panjang. Dalam menyajikan Advance Organizer,
guru menyajikan teks, gambar atau tayangan multimedia sebagai organizer terkait
dengan materi yang akan disampaikan. Selanjutnya, mintalah siswa untuk
mengingat kembali apa yang telah dipelajari dan apa yang telah diketahui
berkaitan dengan teks, gambar, atau tayangan multimedia yang diberikan. Hal ini
diharapkan, akan membentuk kerangka konsep dalam susunan kognitif siswa. Dalam
penelitian ini akan digunakan sebuah video ekosistem sebagai organizer.
Secara umum, tujuan model pembelajaran Advance
Organizer adalah menjelaskan, mengintegrasikan, dan menginterkorelasikan
materi dalam pelajaran dengan materi yang dipelajari sebelumnya.
Berdasarkan hasil diskusi dengan guru biologi
kelas X MA Ar Rosyidiyah Bandung (28 januari 2014) diperoleh informasi bahwa
respon siswa dalam belajar termasuk tinggi, akan tetapi hasil belajar mereka
tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat pada hasil ulangan harian dan ulangan
tengah semester yang tergolong rendah. Faktor rendahnya hasil belajar siswa
salah satunya disebabkan karena pelajaran biologi khususnya materi ekosistem
yang diberikan oleh guru selalu disampaikan dengan metode ceramah yang
menyebabkan siswa merasa jenuh dan bosan untuk belajar. Oleh karena itu
diperlukan strategi dan model pembelajaran yang tepat dan mendukung agar materi
dapat tersampaikan dengan baik dan siswa pun tidak merasa jenuh atau kesulitan
dalam mempelajarinya. Menggunakan model pembelajaran Advance Organizer
ini diharapkan proses belajar mengajar mudah diingat serta dipahami oleh siswa.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah
: komponen hidup (biotik), komponen tak hidup (abiotik). Kedua komponen
tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan
yang teratur.
Hubungan antar individu, populasi, dan
komunitas dalam ekosistem serta daur biogeokimia (Depdiknas, 2006). Hal ini
dipertegas oleh Nurhidayati (2007: 398) bahwa ekosistem merupakan lingkungan
makhluk hidup yang mengadakan hubungan timbal balik (interaksi). Ekosistem
terbentuk dari komponen hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik).
Komponen biotik adalah berbagai jenis makhluk
hidup yang terdapat dalam ekosistem. Komponen biotik itu terbagi menjadi empat
kelompok, yaitu produsen, konsumen, dekomposer (pengurai), detrivor. Sedang
komponen abiotik adalah segala sesuatu yang tidak secara langsung terkait
dengan keberadaan makhluk hidup tertentu, contohnya air, suhu, kelembaban,
cahaya, angin dan pH.
Dari fenomena diatas muncul permasalahan
apakah respon siswa pada model pembelajaran ada hubungannya dengan hasil
belajar mereka pada mata pelajaran biologi materi pokok ekosistem.
Dari masalah tersebut perlu dilakukan
penelitian yang berjudul RESPON SISWA TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE
ORGANIZER HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat
dijabarkan beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1.
Bagaimana keterlaksanaan penggunaan model Advance
Organizer pada materi ekosistem di kelas X MA Ar Rosyidiyah Bandung?
2.
Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran Advance Organizer pada materi ekosistem di kelas X MA Ar
Rosyidiyah Bandung?
3.
Bagaimana respon siswa terhadap model pembelajaran Advance
Organizer di kelas X MA Ar Rosyidiyah Bandung?
4.
Bagaimana hubungan respon siswa terhadap penggunaan model
pembelajaran Advance Organizer pada materi ekosistem dengan hasil
belajar siswa di kelas X MA Ar Rosyidiyah Bandung?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui keterlaksanaan penggunaan
model Advance Organizer pada materi ekosistem di kelas X MA Ar
Rosyidiyah Bandung.
2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap
penggunaan model pembelajaran Advance Organizer pada materi ekosistem di
kelas X MA Ar Rosyidiyah Bandung.
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap
penggunaan model pembelajaran Advance Organizer pada materi ekosistem di
kelas X MA Ar Rosyidiyah Bandung.
4. Untuk mengetahui hubungan respon siswa
terhadap penggunaan model pembelajaran Advance Organizer pada materi
ekosistem dengan hasil belajar siswa di kelas X MA Ar Rosyidiyah Bandung.
D. Batasan masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak
meluas, maka permasalahan dibatasi sebagai berikut :
1. Materi yang menjadi kajian dalam penelitian
ini adalah Ekosistem, meliputi: pengertian ekosistem, komponen penyusun
ekosistem, tingkat organisme dalam ekosistem, interaksi antar komponen
ekosistem, aliran energi dan daur biogeokimia (Nurhidayati, 2007).
2. Subjek yang menjadi objek dalam penelitian
ini adalah siswa-siswi kelas X semester II MA Ar Rosyidiyah Bandung.
3. Hasil yang diukur hanya aspek kognitifnya
saja yang meliputi pemahaman (C2), aplikasi (C3), menganalisis (C4), dan mengevaluasi (C5). (Nasution, 2009: 72).
4. Sebagai indikator respon siswa terhadap model
pembelajaran Advance Organizer adalah indikator respon belajar yang
meliputi: menerima pelajaran dengan senang, memperkecil kebosanan, partisipasi
dalam belajar, perhatian, dan konsentrasi (Slameto, 2003).
5. Model pembelajaran yang digunakan adalah
model pembelajaran Advance Organizer.
6. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam menerapkan model pembelajaran Advance Organizer ini adalah 1).
Tahap pembelajaran, jenis kegiatannya yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran,
menyajikan tayangan video ekosistem, tanya jawab terkait video yang telah
diberikan. 2). Tahap presentasi tugas/materi pembelajaran, jenis kegiatannya
yaitu penyajian materi, diskusi, mengerjakan LKS, pemberian tugas berupa
soal-soal. 3). Tahap memperkuat susunan kognitif, jenis kegiatannya yaitu siswa
meringkas materi pembelajaran yang telah diberikan, Mengulangi
definisi-definisi atau istilah-istilah yang dianggap penting, Siswa memaparkan
perbedaan-perbedaan di antara konsep materi yang diberikan, Mengklarifikasi
(Joyce, Weil & Calhoun, 2008: 281).
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada berbagai pihak, antaranya sebagai berikut :
1. Bagi guru
a. Memberikan informasi untuk menyelenggarakan
pembelajaran aktif dalam pengembangan
dan peningkatan mutu pendidikan.
b. Memberi wawasan baru tentang pembelajaran
aktif melalui model pembelajaran Advance Organizer.
c. Memberikan informasi bahwa dengan adanya
pembelajaran yang baik maka dapat mewujudkan siswa yang cerdas, terampil,
bersikap baik dan berprestasi.
2. Bagi siswa, dapat menjadi acuan dalam:
a. Meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang
telah disampaikan oleh guru.
b. Membiasakan siswa untuk belajar aktif dan
kreatif.
c. Meningkatkan tanggung jawab bagi setiap siswa
dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
F. Definisi
Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang
digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan
tentang beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini agar lebih efektif
dan operasional. Istilah-istilah tersebut antara lain:
1.
Model Pembelajaran Advance Organizer
Model pembelajaran Advance Organizer merupakan suatu model pembelajaran
yang dimulai dengan mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka pelajari
dan mendorong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang
digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan baru.
Secara umum, tujuan model pembelajaran Advance Organizer adalah
menjelaskan, mengintegrasikan, dan menginterkorelasikan materi dalam pelajaran
dengan materi yang dipelajari sebelumnya.
2.
Pengertian Respon Belajar
Menurut Suryabrata (2006: 287), respon
ialah “reaksi objektif dari individu terhadap stimulus yang berasal dari
lingkungannya dengan menggunakan alat yang disebut efektor”. Menurut Sujanto
(2009: 31), respon atau tanggapan sebagai salah satu jiwa yang pokok, dapat
diartikan sebagai “gambaran pengamatan yang tinggal di kesadaran kita sesudah
mengamati”.
Azwar (2008: 7), mengklasifikasikan
respon ke dalam tiga jenis, yaitu: 1) respon kognitif (respon perseptual dan
pernyataan mengenai yang diyakini), 2) respon afektif (respon saraf simpatik
dan pernyataan afeksi), 3) respon perilaku atau konatif (respon yang berupa
tindakan atau pernyataan mengenai perilaku).
3.
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya satu aspek potensi kemanusiaan saja
melainkan komprehensif. Berdasarkan hal tersebut bahwa hasil belajar selalu
berkaitan dengan perubahan tingkah laku dengan pengetahuan, sikap dan
keterampilan setelah menjalani proses belajar atau pengalaman.
4.
Materi Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah
: komponen hidup (biotik), komponen tak hidup (abiotik). Kedua komponen
tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan
yang teratur. Hubungan antar individu, populasi, dan komunitas dalam ekosistem
serta daur biogeokimia (Depdiknas, 2006).
G. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran adalah proses pengorganisasian
kegiatan belajar. Dengan kata lain pembelajaran merupakan upaya menciptakan
kondisi yang kondusif, yaitu membangkitkan kegiatan belajar efektif di kalangan
para siswa. Perlu disadari, keberhasilan proses yang digunakan, bukan tua atau
mudanya pembelajaran, bukan pula konvensional atau progresifnya pengajaran.
Semuanya penting tetapi tidak menjadi pertimbangan akhir, karena hanya
berkaitan dengan “alat” bukan “tujuan”. Syarat utama pembelajaran adalah
“hasil” dan hasil hanyalah sebuah sebab dari “prosesnya”, proses inilah yang
menentukan hasil (Sukmara, 2007:63).
Model pembelajaran Advance Organizer
merupakan suatu model pembelajaran yang dimulai dengan mengarahkan para siswa
ke materi yang akan mereka pelajari dan mendorong mereka untuk mengingat
kembali informasi yang berhubungan yang digunakan dalam membantu menanamkan
pengetahuan baru.
Advance Organizer mengarahkan perhatian siswa kepada sesuatu
yang penting dalam materi yang akan datang; menyoroti hubungan-hubungan antar
gagasan yang akan disajikan; dan mengingatkan siswa akan informasi yang relevan
yang telah siswa miliki. Advance Organizer membantu menghimpun materi
baru dengan menjabarkan, menyusun gagasan utama materi baru berdasarkan pada
apa yang telah diketahui siswa.
Secara sederhana, respon (response) berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu (Syah, 2010:133). Biologi bisa dipahami dengan berbagai macam model
pembelajaran yang disajikan oleh guru guna membuat pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan dan aktif pada timbal balik antara guru dengan murid pada proses
pembelajaran yang dilakukan, khususnya dalam hal ini adalah materi ekosistem
yang meliputi lingkungan biotik dan abiotik. Berdasarkan hal tersebut
konsep-konsep yang harus dipahami, sekiranya dilakukan dengan pembelajaran yang
menyenangkan salah satunya adalah model pembelajaran Advance Organizer.
Dalam penelitian ini, akan digunakan model
pembelajaran Advance Organizer, guru menyajikan tayangan multimedia/video
yang berkaitan dengan ekosistem sebagai organizer terkait dengan materi
yang akan disampaikan. Selanjutnya, meminta siswa untuk mengingat kembali apa
yang telah dipelajari dan apa yang telah diketahui berkaitan dengan teks,
gambar, atau tayangan multimedia yang diberikan. Hal ini diharapkan, akan
membentuk kerangka konsep dalam susunan kognitif siswa serta siswa lebih aktif
dalam proses kegiatan pembelajaran.
Sebagai indikator respon siswa terhadap
penggunaan model pembelajaran Advance Organizer adalah indikator dari
respon belajar itu sendiri yang meliputi: menerima pelajaran dengan senang,
memperkecil kebosanan, partisipasi dalam belajar, perhatian, dan konsentrasi
(Slameto,2003).
Gambar 1.1 Skema Kerangka
Pemikiran
H.
Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi arikunto, 1998:67). Berdasarkan
kerangka penelitian yang telah diuraikan, maka untuk memecahkan permasalahan dalam
penelitian ini, maka hipotesis yang akan diajukan dlam penelitian ini adalah :
Terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran Advance
Organizer dengan hasil belajar siswa pada materi ekosistem.
I.
Langkah-Langkah Penelitian
1.
Jenis Data
Jenis
data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
kuantitatif ialah data yang berhubungan dengan angka-angka. Data ini diperoleh
dengan skor test. (Subana, 2005).
2.
Sumber Data
a.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang penulis ambil adalah bertempat di
MA Ar Rosyidiyah Bandung. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian, karena
disinilah permaslahan ditemukan. Penentuan lokasi penelitian ini, disebabkan
adanya kesenjangan yang terjadi antara respon belajar siswa pada pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Advance Organizer dengan hasil
belajar siswa.
b.
Populasi dan Sampel
Populasi
penelitian ini adalah kelas X MA Ar Rosyidiyah Bandung. Teknik penarikan sampel yang digunakan
adalah sampel jenuh, karena sampel jenuh merupakan teknik penelitian sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2009: 68).
Adapun sampel dalam penelitian ini sebanyak satu kelas dengan perlakuan yaitu menggunakan model
pembelajaran Advance Organizer.
3.
Metode Penelitian
a.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptíf yang
mana memusatkan pada pemecahan
masalah pada masa sekarang, adapun deskriptif di sini bersifat studi korelasioner. Penelitian ini bermaksud mengungkapkan tentang bagaimana cara untuk memacu respon belajar siswa untuk mempelajari biologí di
sekolah yang berhubungan dengan hasil belajar mereka khususnya pada bidang studi tersebut. Langkah-langkah penelitiannya antara
lain: Penentuan jenis data, penentuan sumber data, metode penelitian, teknik pengumpulan data, alat penelitian dan
mengelola data pada akhírnya dapat diperoleh kesimpulan
hasil dari penelitian.
b.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan
dan pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti maka pada kegiatan
ini digunakan instrumen-instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah (Arikunto, 2006: 160). Adapun istrumen yang digunakan pada
penelitian ini adalah sebagai beríkut:
1)
Angket
Angket merupakan sumber bukti esensial dalam penelitian korelasional,
di mana angket yang digunakan dalam penelitian ini berisi sejumlah pertanyaan
tertulis, dengan cara menjaring dari beberapa pernyataan dari data yang
diperoleh dari respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe Advance Organizer pada materi ekosistem.
Adapun pelaksanaannya menggunakan Skala Likert. Pada umumnya Skala
Likert menyediakan lima pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju
(S), ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Tabel 1.2 Bobot Nilai Angket Skala Likert
|
SS
|
S
|
RR
|
TS
|
STS
|
Positif
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Negatif
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
(Subana,
2000:33)
Kualifikasi:
0,00 – 1,50 =
Sangat rendah
1,50 – 2,50 =
Rendah
2,50 – 3,50 =
Sedang
3,50 – 4,50 =
Tinggi
4,50 – 5,00 =
Sangat tinggi
(Subana,
2000:33)
2)
Test
Tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pilihan ganda sebanyak 20 butir
dengan butir pilihan sebanyak 5 butir. 20 butir soal yang digunakan disesuaikan
dengan indikator. Instrumen tersebut diuji coba untuk diketahui uji validitas,
reabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya. Sebelum tes ini
dilaksanakan, soal tersebut diuji teriebih dahulu untuk menentukan validitas,
reabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal. Uji coba soal
dilaksanakan di kelas XI MA Ar Rosyidiyah Bandung. Agar diperoleh soal yang
baik dan layak digunakan, maka rumus uji coba soal adalah:
a)
Menghitung validitas soal dengan rumus:
ᵞpbi =
Keterangan:
ᵞpbi : Koefisien korelasi biserial
Mp : Rerata skor dari subjek yang menjawab
betul bagi item
Mt : Rerata skor soal
St : Standar deviasi dari skor total
P : Proporsi siswa menjawab benar
q : Proporsi siswa menjawab salah
(Arikunto,
2009: 79)
Indeks validitas
diklasifikasikan sebagai berikut:
Antara 0,80 – 1,00
= Sangat tinggi
Antara 0,69 – 0,80
= Tinggi
Antara 0,40 – 0,60
= Cukup
Antara 0,20 – 0,40
= Rendah
Antara 0,00 – 0,20
= Sangat rendah
(Arikunto, 2009: 75)
b)
Untuk menghitung reabilitas soal
Untuk mencari reabilitas digunakan metode Kuder
Richardson, dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
r11 = Koefisien reabilitas internal seluruh item
p =
Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q =
Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)
Σpq =
Jumlah hasil perkalian p dan q
k =
Banyaknya item
S =
Standar deviasi dari tes
(Arikunto, 2009: 100)
c)
Menghitung tingkat kesukaran:
Dengan keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Subjek yang menjawab betul
J = Jumlah seluruh siswa peserta tes
(Arikunto, 2009: 208)
d)
Menghitung daya pembeda soal:
Dengan keterangan:
D = Daya pembeda
BA = Banyaknya subjek kelompok atas yang
menjawab betul
JA = Banyaknya subjek kelompok atas
BB = Banyaknya subjek kelompok bawah yang
menjawab betul
JB = Banyaknya subjek kelompok
bawah
(Arikunto, 2009: 213)
3)
Observasi
Sutrisno
Hadi yang dikutip oleh Sugiyono (2010: 203), mengemukakan bahwa observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan ingatan.
Melalui
kegiatan observasi ini diharapkan dapat menghimpun data dan informasi tentang keterlaksanaan
penelitian tentang respon siswa terhadap model pembelajaran Advance
Organizer dan hubungannya dengan hasil belajar siswa pada materi ekosistem.
Untuk
menganalisis data observasi yang diperoleh dari siswa dan guru selama proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Advance Organizer dapat ditempuh dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Menghitung jumlah skor aktivitas guru dan siswa yang
telah diperoleh.
b) Mengubah jumlah skor yang diperoleh menjadi
nilai dengan rumus:
Keterangan:
NP =
Nilai persen yang dicari
R =
Skor total yang diperoleh guru/ siswa tiap subketerampilan.
SM =
Skor maksimum tiap subketerampilan yang dicari
c) Menentukan nilai rata-rata pada setiap
aktivitas
d)
Mengubah nilai yang diperoleh ke dalam kriteria penilaian
aktivitas guru, dengan kriteria sebagai berikut:
Rentang
|
Predikat
|
80-100
|
Sangat Baik
|
70-79
|
Baik
|
60-69
|
Cukup
|
50-59
|
Kurang Baik
|
0-49
|
Gagal
|
(Arikunto,
2006: 265)
e) Menyimpulkan hasil data observsi yang
diperoleh.
1.
Analis Data
Setelah
data terkumpul, langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Data kuantitatif
diolah dengan statistik dengan menggunakan analisis korelasi Spearmen Rank
untuk menguji ada tidaknya hubungan variabel yang diteliti. Data yang diperoleh
dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Mengkonversikan nilai masing-masing variabel dengan
menunjukkan semua item dari skor yang diperoleh.
2)
Membuat daftar distribusi frekuensi masing-masing
variabel dengan terlebih dahulu mencari:
a)
Rentang (R), dengan rumus:
R=(Xt – Xr) (Subana, 2005: 124)
b)
Kelas interval (K), dengan rumus:
K= 1+ 3,3 log (n) (Subana, 2005: 124)
c)
Panjang kelas interval (P), dengan rumus:
(Subana,
2005: 124)
3)
Dari daftar frekuensi masing-masing yang telah dibuat,
kemudian dihitung nilai mean dengan rumus:
(Subana, 2005: 66)
4)
Melakukan uji normalitas dengan menentukan standar
deviasi, dengan rumus sebagai berikut:
(Subana,
2005: 92)
5)
Apabila semua harga setiap komponen telah diketahui,
berikutnya menguji kenormalan distribusi masing-masing variabel dengan rumus Chi
Square (X2) :
(Subana, 2005: 124)
b.
Analisis korelasi
1)
Menentukan regresi linear
a) Membuat tabel
distribusi variabel X dan variabel Y
b) Menentukan
persamaan regresi, dengan rumus :
(Subana, 2005: 159)
2)
Menentukan linearitas regresi
a)
Menentukan kuadrat regresi a
(Jka)
b)
Menentukan kuadrat regresi b
terhadap a (JKb/a)
c)
Menentukan jumlah kuadrat
residu (JKr)
d)
Menentukan jumlah kuadrat
kekeliruan (JKkk)
e)
Menentukan derajat kebebasan
kekeliruan (dbkk)
f)
Menentukan derajat kebebasan
ketidakcocokan (dbTC)
dbTC
g)
Menentukan jumlah kuadrat
ketidakcocokkan (JKTC)
h)
Menentukan rerata kuadrat
kekeliruan (RKkk)
i)
Menentukan rerata kuadrat
ketidakcocokan (RKTC)
j)
Menentukan F ketidakcocokan (FTC)
(Subana,
2005: 164)
3)
Analisis korelasional dengan
menggunakan rumus Product Moment:
(Subana,
2005: 48)
Tabel 1.3 Makna Koefisien Korelasi
Angka Korelasi
|
Makna
|
0,80 – 1,0
|
Sangat Tinggi
|
0,60 – 0,80
|
Tinggi
|
0,40 – 0,60
|
Cukup
|
0,20 – 0,40
|
Rendah
|
0,0 – 0,20
|
Sangat Rendah
|
(Arikunto,2010:
75)
4)
Jika salah satu atau kedua
variabel berdistribusi tidak normal atau regresinyatidak linier, maka rumus
korelasi yang digunakan adalah Spearman Rank:
ρ (Subana,2005: 145)
5)
Menghitung Signifikansi
korelasi, jika kedua variabel itu berdistribusi normal, dengan tahapan:
a)
Mencari harga thitung,
dengan rumus:
b)
Menentukan derajat kebebasan, dengan rumus:
Db =n – 2 (Subana,2005:
145)
c)
Mencari harga ttabel dengan taraf signifikansi
5%
d) Pengujian hipotesis dengan ketentuan:
Jika thitung > ttabel = Signifikan
Jika thitung < ttabel =
Tidak Signifikan
6)
Menentukan derajat tidak adanya korelasi, dengan rumus:
(Subana,
2005:145)
7) Menentukan besar kecilnya pengaruh variabel X
dan variabel Y dalam bentuk persentase, dengan rumus:
|
Gambar 1.2 Skema
Alur Penelitian
Tahapan dan Jadwal
Kegiatan Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan Januari tahun
ajaran 2013/2014. Penelitian dibagi ke dalam beberapa tahapan
sebagai berikut.
1.
Tahap Persiapan
Tahap persiapan penelitian meliputi
tahap-tahap penyusunan proposal, seminar proposal, studi pendahuluan,
penyusunan instrumen penelitian, pengujian instrumen dan perbaikan instrumen.
2.
Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian meliputi tahap
implementasi instrumen, implementasi pembelajaran dengan pembelajaran
eksplorasi, serta tahap pengumpulan data.
3.
Tahap Penulisan Laporan
Tahap penulisan laporan meliputi tahap
pengolahan data, analisis data, dan penyusun laporan secara lengkap.
Jadwal kegiatan penelitian tersebut digambarkan pada tabel
berikut:
Tabel 1.4
Jadwal Kegiatan Penelitian
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
||||||
Jan
|
Feb
|
Mar
|
Apr
|
Mei
|
Jun
|
Jul
|
||
1.
|
Penyusunan Proposal
Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Pembuatan Instrumen Penelitian
dan ujicoba
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Pelaksanaan Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Penyusunan Hasil Penelitian dan Pembahasan
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Ujian Sidang Skripsi
|
|
|
|
|
|
|
|
Kisi-kisi Angket Penelitian
Variabel
|
Indikator
|
Pernyataan
|
Sumber Data
|
APD
|
No Item
|
Respon
Siswa Terhadap Model Pembelajaran Advance Organizer
|
Perasaan
Senang
|
-
Positif
-
Positif
-
Negatif
-
Negatif
|
Siswa
Kelas X MA Ar Rosyidiyah Bandung
|
Angket
|
1
2
3
4
|
Perhatian
|
-
Positif
-
Positif
-
Negatif
-
Negatif
|
5
6
7
8
|
|||
Memperkecil
Kebosanan
|
-
Positif
-
Positif
-
Negatif
-
Negatif
|
9
10
11
12
|
|||
Partisipasi
|
-
Positif
-
Positif
-
Negatif
-
Negatif
|
13
14
15
16
|
|||
Konsentrasi
|
-
Positif
-
Positif
-
Negatif
-
Negatif
|
17
18
19
20
|
Angket Penelitian (Untuk Mengetahui Respon Siswa)
Nama :
Kelas :
Petunjuk pengisian angket:
-
Bacalah basmalah
sebelum mengerjakan soal
-
Bacalah setiap
pernyataan dengan teliti
-
Jawablah angket ini
dengan sejujur-jujurnya
-
Pilihlah salah satu
alternatif jawaban dengan cara membubuhkan tanda silang (X)
-
Setiap item dibagi
ke dalam lima skala yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RR),
Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS)
Aspek
|
No
|
Pernyataan
|
SS
|
S
|
RR
|
TS
|
STS
|
Model Pembelajaran Advance Organizer
|
1
|
Pembelajaran dengan model Advance
Organizer materi ekosistem mudah dimengerti oleh saya .
|
|
|
|
|
|
2
|
Pembelajaran dengan model Advance Organizer sangat menyenagkan
karena suasana belajar tidak tegang sehingga materi mudah dimengerti.
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Belajar dengan model pembelajaran Advance
Organizer sangat membingungkan
karena terlalu banyak kegiatan yang harus dilakukan.
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Belajar dengan model pembelajaran Advance
Organizer membuat saya jenuh
karena harus menuntut berpikir.
|
|
|
|
|
|
|
Apersepsi
|
5
|
Pernyataan yang diberikan guru memotivasi
saya untuk mengetahui tentang materi ekosistem.
|
|
|
|
|
|
6
|
Saya senang dengan langkah-langkah yang
diarahkan oleh guru karena menarik dan tidak membosankan.
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Pertanyaan yang diberikan oleh guru membuat
saya bingung karena tidak berhubungan dengan materi.
|
|
|
|
|
|
|
8
|
Saya tidak senang dengan langkah-langkah
yang diarahkan oleh guru karena tidak menarik dan monoton.
|
|
|
|
|
|
|
Aktivitas
|
9
|
Diskusi kelompok membuat saya senang karena
dapat saling bertukar pikiran
|
|
|
|
|
|
10
|
Materi yang diterima dapat dipahami dengan
mudah dan mudah diingat
|
|
|
|
|
|
|
11
|
Diskusi kelompok membuat saya jenuh dan
bosan.
|
|
|
|
|
|
|
12
|
Materi yang diterima sulit untuk diingat
dan dihafal karena terlalu banyak yang harus dilakukan.
|
|
|
|
|
|
|
Penugasan
|
13
|
Lembar kerja siswa (LKS) yang diberikan
guru mudah dikerjakan
|
|
|
|
|
|
14
|
Saya dapat mengisi LKS dengan baik karena
langkah kerjanya terartur.
|
|
|
|
|
|
|
15
|
LKS yang diberikan guru lama untuk
diselesaikan karena waktunya sebentar.
|
|
|
|
|
|
|
16
|
Saya sulit mengerjakan LKS karena jenuh
dengan banyak tugas.
|
|
|
|
|
|
|
Evaluasi
|
17
|
Dengan menggunakan model pembelajaran Advance
Organizer materi ekosistem mudah disimpulkan karena mudah dipahami.
|
|
|
|
|
|
18
|
Saya dapat memahami soal tes dan menjawabnya
dengan benar karena materi mudah dipahami dan diingat dengan model
pembelajaran Advance Organizer.
|
|
|
|
|
|
|
19
|
Materi pokok sukar disimpulkan karena
terlalu banyak yang harus diingat.
|
|
|
|
|
|
|
20
|
Setelah melakukan pembelajaran saya tidak
dapat menjawab soal karena tidak paham.
|
|
|
|
|
|
Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran
Sekolah :
MA Ar Rosyidiyah Bandung
Kelas :
X (Sepuluh)
Pertemuan Ke :
Observer :
No
|
Aspek
yang diobservasi
|
Keterangan
|
|
|
Ya
|
Tidak
|
|
1.
|
Guru menanyakan kehadiran siswa
|
|
|
2.
|
Guru menanyakan pembahasan materi
sebelumnya
|
|
|
3.
|
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
dari pelajaran yang telah disampaikan
|
|
|
4.
|
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengajukan pertanyaan dari pelajaran yang telah disampaikan
|
|
|
5.
|
Guru mengulang kembali pelajaran sebelumnya
secara singkat dan menyeluruh
|
|
|
Observer
Kisi-Kisi Uji Coba Soal Materi Ekosistem
Standar Kompetensi : 4. Menaganlisis hubungan antara
komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam
keseimbangan ekosistem
No
|
Indikator/ Ranah Kognitif
|
Soal
C2
|
Soal
C3
|
Soal
C4
|
Soal
C5
|
Soal
C6
|
1.
|
Membedakan penggunaan istilah-istilah
habitat, nisia, populasi, komunitas, ekosistem, faktor biotik dan faktor
abiotik
|
1
|
1
|
1
|
-
|
-
|
2.
|
Menjelaskan komponen penyusun ekosistem
|
3
|
1
|
1
|
3
|
1
|
3.
|
Mengidentifikasi berbagai interaksi yang
terjadi dalam ekosistem
|
2
|
2
|
2
|
3
|
5
|
4.
|
Menghubungkan pengertian rantai makanan,
jaring-jaring makanan, piramida ekologi, siklus materi
|
4
|
1
|
4
|
-
|
-
|
5.
|
Menjelaskan daur biogeokimia
|
-
|
1
|
1
|
1
|
1
|
6.
|
Menjelaskan peranan
mikroorganisme/organisme dalam berbagai daur biogeokimia
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
Jumlah Soal
|
10
|
6
|
10
|
7
|
7
|
|
Total Jumlah Soal
|
40
|
Daftar Pustaka
Subana.
2005. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Sugiyono.
2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta.Bumi Aksara.
Subana.
2000. Statistik Pendidikan. Bandung. Pustaka
Setia.
Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. Bandung. PT
Remaja Rosda Karya.
Irwan Djoer’aini
Djamal. 2003. Prinsip-prinsip Ekologi, Organisme Ekosistem, Komunitas dan
Lingkungan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Syah Muhibbin.
(2004). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT Rosda
Karya.
Eti .2012. Respon
Siswa Terhadap Model Pembelajaran Role Play Hubungannya Dengan Hasil Belajar
Pada Materi Ekosistem. Skripsi UIN SGD Bandung. Tidak dipublikasikan.
Nani Nurhasanah.
2012. Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika. Skripsi UIN SGD Bandung. Tidak
dipublikasikan.
Shihusa Hudson,
Keraro,Fred N. 2009. Using Advance Organizers To Enhance Students Motivation
In Learning Biology.Kenya. Eurasia Journal Of Mathematics,Science, and
Technology Education.
Langganan:
Postingan (Atom)